Assalammualaikum....
Teman-Teman.,
Salam Kenal Ya, Nama Saya Andari Fitria. Biasa Dipanggil Andari, Saya sekarang sedang
menempuh pendidikan di Universitas Jambi, Program studi pendidikan ilmu sekolah
dasar, yaa tepatnya di Muara Bulian tempat saya belajar, karena kampus saya
berada disini. Saya angkatan tahun 2018 dan sekarang saya sudah semester 3,
saya aslinya orang kerinci, siapa ni yang lagi baca blog saya ternyata orang
kerinci? Hihihi, saya asli kerinci tepatnya rumah saya di Desa Lolo Kecil, Kecamatan
Bukit Kerman. dan juga orang Lempur Tengah, Kecamatan Gunung Raya, karena ibu
dan bapak saya berbeda desa. Saya mempunyai saudari 2, dan saudara 1. Yang
pertama yaitu abang saya namanya Arifinsyah tapi Allah lebih sayang sama abang
jadi cepat dipanggil sama yang di atas. Yang kedua yaitu kakak saya namanya Dwi
Ayu Wahyuni, kakak saya sudah menikah dan mempunyai anak laki-laki, nama abang
ipar saya Azan Mahdi Putra dan keponakan saya bernama Muhammad Ezar Faizan.
Yang ketiga yaitu saya sendiri. Dan yang keempat adik saya namanya Cesa
RiaAnnisa, sekarang adik saya sekolah menengah pertama.
Sekarang saya mau cerita
sedikit tentang pengalaman yang menurut saya mengesankan di waktu saya sekolah
dasar dulu, mau tau??? Hehehe, sebelumnya saya mau kenalin dulu siapa aja
tokoh-tokoh dalam cerita saya dan juga wataknya, dan juga amanat dari cerita
saya. kalo namanya saya samarin aja yaa...
- Andari (saya sendiri) : Antagonis
- Sari : Antagonis
- Mauna : Figuran
- Ruru : Figuran
- Tira : Figuran
- Nur : Antagonis
- Putri : Protagonis
- Das : Antagonis
- Nini : Figuran
- Teman laki-laki : Figuran
- Ibuk yg memberi kami minum : Figuran
Latar
tempat: -Disekolah
-Dikebun
-Di rumah warga
-Di rumah sari
Latar waktu: - pagi hari
-Siang
hari
-Sore
hari
Amanat:
Saya sebagai penulis dan juga pelaku didalam cerita ini ingin memberi pesan
untuk semua teman-teman, kakak, adik-adik dan semuanya bahwa kita sebagai
makluk yang jauh dari kata sempurna kerena kesempurnaan hanyalah milik Allah
SWT. Mengajak dan menghimbau untuk tidak membeda-bedakan teman walaupun teman
kita mempunyai kekurangan dari segi apapun. Dan stop yang namanya membully
sesama teman kita sendiri atau dengan yang lainnya, karena tidak ada manusia
yang tidak luput dari kesalahan kata mapun perbuatan. Dan juga perilaku jujur
itu harus kita tanamkan dan laksanakan karna didalam cerita ini sendiri saya
juga malu karna dulu saya dan teman saya nakal dan juga suka mecuri, Maka dari
itu nilai agama, sosial, sikap sangat ditekankan untuk siswa-siswi.
“ANAK
NAKAL”
Saat
itu saya duduk dibangku sekolah dasar kelas 6, saya mempunyai rombongan atau
disebut dengan geng, kami beranggotakan 6 orang yaitu saya, sari, mauna, ruru,
tira, nur. Kami mempunyai teman namanya putri, pertama kami berteman biasa dan
tidak ada niat kami mau membully putri, putri itu orangnya baik tapi sayangnya
dia itu suka cerita yang tidak masuk akal maksudnya dia suka cerita hal-hal
yang tidak ada buktinya, pertamanya kami percaya tapi dia tidak bisa
membuktikan sama kami apa yang dia ceritakan, mulai saat itu kami mulai kesal
dan bilang dia itu pembohong.
Pada
saat itu saya dan rombongan kelas 6 dan kami paling berkuasa karna kami kakak
kelas, jadi hampir setiap hari kami membully putri dan menggatakan putri itu
adik orang gila dan dia juga gila karna dia bilang hal-hal yang tidak ada
buktinya. Didesa kami kakaknya putri itu kami panggil orang stres karna dia itu
agak tidak waras, kami tidak tahu kenapa tapi dari saya kecil saya sudah tahu
kalau Das itu agak tidak waras, jadi kami sering ngejek putri adik orang gila, awal-awalnya
putri tidak melawan karna kami sering bully dia, putri Cuma diam dan kadang dia
juga nangis, yang paling parah ngebully putri itu saya, sari dan nur kami
bertiga itu paling parah ngebully putri sampai kami ngerjain putri, saya lupa
apa aja yang kami lakukan, saat itu emang tidak ada rasa iba sama putri. Kami
juga sering membuly teman saya namanya nini, nini itu orangnya juga pendiam
kami membully dia karna dia banyak sekali mempunyai kutu dikepalanya, dan saat
itu kami sekolah belum memakai jilbab, pertama kami juga berteman dan lama-lama
kepala kami gatal dan takut ketularan seperti kutunya nini yang sangat banya,
itu membuat kami geli dan juga jijik, setelah itu kami tidak mau lagi berteman
dengan nini. Dan saya juga merasa saat itu saya sudah mempunyai kutu karna
kepala saya gatal tidak seperti biasanya, lalu saya meminta ibu saya untuk
mencarikan kutu dikepala saya sampai habis, karna saya malu dan saya takut
teman-teman saya yang lainnya tidak mau berteman dengan saya. Dan setelah itu
kami sangat sering membully nini dan sampai dia juga menangis karna kami, dan
sampai saat ini kakaknya nini itu tidak mau mengizinkan nini untuk ngumpul
seperti buka bersama alumni SD dan ataupun acara yang lainnya, karna mungkin
kakaknya nini sudah sakit hati karna adiknya dibully terus-terusan sama kami.
Dulu
rombongan saya memang terkenal nakal apalagi teman-teman cowok itu mau membela kami
jadinya kami merasa hebat. Saya dan teman-teman saya itu sering sekali membuat
ulah, sepulangnya kami sekolah kami tidak langsung pulang, kami sering mencuri
jeruk, sebenarnya kami membeli jeruk itu 2000k dan dapat 4 jeruk tetapi disana
itu boleh dipetik sendiri ke kebunya, alasan kami bisa masuk ke kebun itu karna
kami mau beli dan tiba didalam kebun kami langsung memetik sebanyak-banyaknya
jeruk setelah itu kami membuat lobang dipagar bambu agar bisa mengeluarkan
jeruk lewat lobang itu, setelah kami keluar dari kebun itu lalu kami kesebelah
kebun jeruk tersebut yang hanya didindingi dengan pagar bambu dan mencari dimana
letak kami membuat lobang, setelah ketemu kami langsung bergegas membawa jeruk
itu pergi dan kami ngumpul di rumah teman saya yaitu sari.
Ini
kejadian yang tidak pernah saya lupakan karna ini menurut saya menggerikan dan
juga membuat kami jadi takut, waktu itu kami sedang disekolah dan kami bermain
seperti biasa dan juga sambil membully putri, putri biasanya tidak pernah
melawan dia hanya menangis tertunduk waktu kami membully dia, tidak tahu kenapa
siang itu sekitar jam 12 siang kami sekolah sudah mulai mau pulang dan pas jam
terakhir itu kami tidak belajar dan itu kesempatan kami membully dan juga
mengerjai teman yang lainnya, dan siang itu kami sedang membully putri dan
setelah itu dia menangis dan dia berlari pulang, kami tidak tahu apa yang mau
dia lakukan pas dia berlari pulang itu, kami hanya berfikir bahwa dia berlari
karna tidak sanggup lagi untuk kami bully. Setelah putri pergi kami lanjut
bermain seperti biasa, dan tidak lama kemudian datang lah kakak nya yang
bernama Das itu yang kurang waras itu dengan membawa parang untuk mencari kami
yang membuat adiknya menangis. Sontak kami sangat terkejut dan juga di sekolah
kami itu tidak ada pengawas, sekolah kami juga sangat luas dan jalan masuk
disana juga banyak, guru-guru disana juga tidak ada yang memerhatikan muridnya,
karna kami didesa dan kurang dari yang namanya perhatian. Pertamanya kami tidak
tahu siapa yang datang, karna kami sedang bermain salah satu teman kami
laki-laki menyampaikan bahwa Das datang ke sekolah dan mencari rombongan kami,
sontak kami sangat terkejut dan kami ketakutan, kami mencari jalan keluar agar
tidak bertemu dengan Das, kami ber enam langsung berinisiatif untuk berlari ke
belakang sekolah dan masuk ke kebun orang, kami tidak lagi memikirkan lagi
waktu itu masih jam pelajaran kami langsung berlari ke belakang sekolah karna
Das sudah dekat dan nampak dari tempat kami berada itu, kami juga tidak membawa
tas sekolah kami, kami langsung berlari terbirit-birit karena ketakutan, kami
memikirkan Das itu orang yang tidak waras dan bisa saja melukai kami tanpa rasa
kasihan, Jadi selama kami berlari dikebun itu teman saya Tira yang saat ini
mempunyai tubuh gemuk dia terjatuh-jatuh ketika berlari dan sepatunya masuk ke
lobang.
Setelah
itu kami berhenti di rumah warga untuk meminta minum, ketika itu ditanya oleh
ibuk itu kami hanya menjawab dikejar oleh Das, setelah kami beristirahat
sebentar lalu kami pergi ke rumah nya mauna. Sesampainya dirumah mauna kami
melihat ada tas kami semua di rumah mauna dan ternyata yang membawa tas kami
semua itu adalah teman laki-laki kami yang dekat dengan rombongan kami.