Sabtu, 17 April 2021

P3K DALAM PRAMUKA

Dosen pengampu: 

Drs. Faizal chan. S.Pd., M.Si

Alirmansyah, S.Pd., M.Pd

Andari Fitria_A1D118067_R002_Semester6👇



PENGERTIAN PPPK ( P3K )    

    PPPK (First Aid) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama melihat korban.

TUJUAN P3K

    Tujun P3K di bagi 4 antara lain :

  1. Mencegah kematian
  2. Mencegah cacat yang lebih berat
  3. Mencegah infeksi
  4. Mengurangi rasa sakit dan rasa takut


   Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan membunuh korban.



PRINSIP P3K

   Beberapa prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa petugas P3K apabila menghadapi kecelakaan adalah sebagai berikut ini:

  1. Bersikaplah tenang, jangan panik. Anda diharap menjadi penolong bukan pembunuh atau menjadi korban selanjutnya (ditolong)
  2. Gunakan mata dengan jeli, setajam mata elang (mampu melihat burung kecil diantara dedaunan), kuatkan hatimu/ tega melakukan tindakan yang membuat korban menjerit kesakitan sementara demi keselamatannya, lakukan gerakan dengan tangkas dan tepat tanpa menambah kerusakan. (“Eagle eyes – Lion heart – Ladies hand”)
  3. Perhatikan keadaan sekitar kecelakaan cara terjadinya kecelakaan, cuaca dan sebagainya
  4. Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan dan luka, patah tulang, merasa sangat kesakitan
  5. Periksa pernafasan korban. Kalau tidak bernafas, periksa dan bersihkan jalan nafas lalu berikan pernafasan bantuan (A, B = Airway, Breathing management)
  6. Periksa nadi/ denyut jantung korban. Kalau jantung berhenti, lakukan pijat jantung luar. Kalau ada perdarahan massif segera hentikan (C = Circulatory management)
  7. Apakah penderita Shock? Kalau shock cari dan atasi penyebabnya
  8. Setelah A, B, dan C stabil, periksa ulang cedera penyebab atau penyerta. Kalau ada fraktur (patah tulang lakukan pembidaian pada tulang yang patah). Janagn buru-buru menmindahkan atau membawa ke klinik atau rumah sakit sebelum tulang yang patah dibidai.
  9. Sementara memberikan pertolongan, anda juga harus menghubungi petugas medis atau rumah sakit rujukan.

 
   Setiap menemukan korban yang baru mati dengan tidak sewajarnya tanpa mengetahui penyebab kematian, maka urutan langkah penanganan harus baku menurut urutan A, B dan C sesuai kedaruratan penyebab kematian korban.

FRAKTUR TULANG PAHA BAGIAN ATAS

  1. Sebelum memasang bidai usahakan meluruskan tulang seanatomis mungkin
  2. Pasang bidai luar dari tumit hingga pinggang
  3. Pasang bidai dalam dari tumit hingga selangkangan
  4. Ikat dengan pembalut dasi lipatan 2 kali diatas dan diawah bagian yang patah
  5. Tulang betis diikat dengan pembalut dasi lipatan 1 kali
  6. Kedua lutut diikat dengan pembalut dasi lipatan 2 kali
  7. Tumit diikat dengan pembalut dasi lipatan 3 kali
  8. Bagian yang patah ditinggikan


FRAKTUR TULANG PAHA BAGIAN BAWAH

  1. Pasang bidai luar dan dalam sepanjang tungkai
  2. Pasang bidai dalam dari tumit hingga selangkangan
  3. Ikat dengan pembalut dasi lipatan 2 kali diatas dan diawah bagian yang patah
  4. Tulang betis diikat dengan pembalut dasi lipatan 1 kali
  5. Kedua lutut diikat dengan pembalut dasi lipatan 2 kali
  6. Tumit diikat dengan pembalut dasi lipatan 3 kali
  7. Bagian yang patah ditinggikan


FRAKTUR TUNGKAI BAWAH

  1. Pasang bidai yang sudah dibungkus selimut dari tumit sampai paha bagian bawah
  2. Berikan bantalan dibawah lutut dan pergelangan kaki


FRAKTUR TULANG LEHER

  1. Sangat berbahaya karena didalamnya ada MS(Medula spinalis/ SSTB) dan pembuluh darah
  2. Cegah terjadinya shock
  3. Bersihkan jalan nafas
  4. Pasang Colar spine (penyangga leher)
  5. Angkat ke atas tandu (Stretcher)
  6. Baringkan dengan dipasang ganjal sekeliling leher


LUKA GIGITAN ANJING GILA


   Anjing gila bergerak tanpa tujuan dan tanpa arah sehingga sering menabrak dan menggigit sesuatu yang menghalanginya, tidak mengenal tuannya lagi, badan sedikit membungkuk dan ekor jatuh, lidah menjulur dan mengeluarkan lendir dan takut air. Penyakit gila anjing disebabkan virus Rabies, dan penularannya ke anjing atau mahkluk lain termasuk manusia adalah lewat ludah yang mengandung virus rabies masuk ke dalam darah lewat luka gigitan. Tindakan P3K:

  1. Bersihkan luka dengan air dan sabun dibawah keran yang mengalir deras. Virus akan larut pada sabun dan dibuang oleh air yang mengalir.
  2. Tutup luka dengan kain kasa steril dan balut
  3. Bawa segera ke rumah sakit
  4. Upayakan menangkap dan mengamati anjing tersebut selama 2 minggu


LANGKAH MENANGGANI SHOCK

     Ada 2 langkah untuk menanggani Shock, antara lain :

  1. Mengenali gejala dan tanda shock
  2. Mencari penyebab (Penyebab: hipovolemik, kardiogenik, neurogenik, septic). Hati-hati pada tension pneumothorax dapat terjadi gangguan pengembalian darah ke jantung (venous return) yang mengakibatkan shock. Hal ini menjadi pertimbangan bila terjadi cedera diatas diafragma. Shock neurogenik terjadi karena cedera berat pada system syaraf pusat atau medulla spinalis, tetapi shock tidak terjadi hanya karena cedera otak saja. Shock karena cedera berat medulla spinalis terjadi karena vasodilatasi ataupun hipovolemia relative. Shoc septic jarang terjadi kecuali penderita cedera yang terlambat ditangani. Penyebab shock yang paling sering adalah perdarahan.

Kecelakaan dan Pertolongannya

Berikut ini adalah materi lengkap pramuka tentang pertolongan tepat dalam beberapa kasus kesehatan yang sering terjadi.

1.      Pingsan

Kehilangan kesadaran atau pingsan bisa terjadi karena beberapa alsan. Misalnya adalah saat terkena sinar matahari terlalu lama. Maka pertolongan paling tepat adalah dengan memindahkan korban ke tempat yang lebih teduh. Segera mungkin dapatkan air dingin untuk mengompres. Pijatlah kaki dan tangan, apabila tidak ada perubahan segera hubungi dokter.

Pingsan bisa juga terjadi akibat kelelahan. Si korban akan mengalami kunang – kunang, kesadaran menurun, dan berkeringat. Untuk menolongnya, segera baringkan di tempat datar. Usahakan posisi kepala lebih rendah untuk membantu memperlancar aliran darah. Beri bau – bauan agar lekas sadar.

2.      Kaki Kesleo

Jika kesleo maka cara menolongnya adalah mengompres kaki dengan air hangat, lalu diurut dengan hati – hati. Pasangkan kness dekker bila ada dan balut. Jangan lupa untuk mengistirahatkan korban dan menganjurkan agar tidak banyak melakukan gerakan berbahaya misalnya mencoba untuk berlari atau menyeret kaki.

3.      Shock

Shock bisa disebabkan karena kekurangan cairan atau terganggunya salah satu alat tubuh. Hal ini menyebabkan denyut nadi meningkat sampai lebih dari 140 kali permenit. Bahkan bisa hilang jika dibiarkan.

Hal pertama untuk menolongnya adalah dengan membaringkannya pada posisi kepala lebih rendah dari posisi kaki, kecuali jika si korban mengalami gagar otak. Bila ada pendarahan usahakan untuk langsung dihentikan, pasang bidai jika perlu. Bersihkanlah mulut, hidung, dan tarik lidah korban keluar dari mulut.

4.      Patah Tulang

Untuk kondisi ini, penanganannya dapat berbeda – beda tergantung bagian mana yang mengalami patah.

1.      Patah tulang tertutup, bisa ditangani dengan memasang bidai dan langsung di bawa ke rumah sakit.

2.      Patah tulang terbuka, jika tulang mencuat maka cuci luka dengan air bersih, tutup luka dengan kaca steril, jika memungkinkan maka tulang yang keluar segera masukkan kembali, berikan antiseptic, lalu segera bawa ke rumah sakit.

3.      Patah tulang belakang, kecelakaan ini akan sangat fatal karena bisa menyebabkan kelumpuhan jika salah penanganan. Untuk menanganinya baringkan korban di tempat datar lalu segera hubungi ambulance. Hal yang sama juga dilakukan untuk menagani patah tulang panggul.

4.      Patah tulang rusuk, dikhawatirkan tulang akan menusuk organ dalam, untuk itu amankan posisi korban. Jika ia jatuh terduduk maka pertahankan posisi itu, langsung panggil ambulance dan bawa ke rumah sakit. Jangan berusaha untuk memindahkannya.

5.      Patah tulang meta karpal dan jari tangan, suruh korban untuk menggenggam bola karsa dan pasang perban elastic.

Patah tulang bisa sangat berbahaya jika tidak tahu dalam penanganannya, untuk itu jangan mencoba untuk melakukan improvisasi jika tidak memiliki pengetahuan cukup.

5.      Mountain Sickness

Penyakit gunung ini bisa terjadi lantaran korban mengalami hipotermia. Pertolongan yang bisa dilakukan adalah dengan menambah suhu atau kehangatan untuk korban. Berikan minum hangat, salurkan panas tubuh dengan pelukan, beri pakaian tambahan seperti selimut tebal, dan baringkan sambil menyuruhnya untuk melakukan gerakan ringan seperti membuka – tutup telapak tangan.

Itulah rangkuman materi pramuka lengkap P3K yang wajib untuk diketahui. Pelajarilah dengan baik, karena akan berguna untuk membantu sesame dan demi kemaslahatan manusia.

TATA UPACARA PEMBUKA DAN PENUTUPAN LATIHAN PRAMUKA

Dosen pengampu: 

Drs. Faizal chan. S.Pd., M.Si

Alirmansyah, S.Pd., M.Pd

Andari Fitria_A1D118067_R002_Semester6👇

TATA UPACARA PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN LATIHAN PRAMUKA



Sebelum memulai dan sesudah melaksanakan latihan dalam Gerakan Pramuka, wajib untuk melaksanakan upacara. Upacara yang dilaksanakan sebelum kegiatan latihan dikenal dengan upacara pembukaan latihan yang biasanya disingkat upabuklat dan upacara yang dilaksanakan setelah pelaksanaan latihan dikenal dengan sebutan upacara penutupan latihan yang disingkat upatuplat. Upacara ini bertujuan untuk membentuk moral yang baik, menanamkan jiwa patriotisme dan nasionalisme, membangun disiplin, serta rasa cinta tanah air pada peserta didik anggota Gerakan Pramuka. Berikut adalah susunan atau rangkaian upacara pembukaan dan penutupan latihan untuk pramuka golongan penggalang:

UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN PRAMUKA PENGGALANG

Perlengkapan:

1.    Bendera Merah Putih,

2.    Tiang bendera (tongkat yang disambung),

3.    Teks Pancasila,

4.    Teks Dasa Darma.


Petugas:

1.    Pengibar Bendera 3 orang

2.    Pratama/ Pemimpin Upacara

3.    Pembaca Dasa Darma

4.    Pembina Upacara


Persiapan:

1.    Tiap pemimpin regu mengumpulkan anggotanya dalam barisan bersaf sambil memeriksa kebersihan, kerapian, absensi, iuran, dan sebagainya (untuk regu yang bertugas: membagi tugas sebagai petugas upacara, mempersiapkan perlengkapan upacara).

2.    Pratama memanggil seluruh pasukan dengan membuat barisan angkare.

3.    Pratama memeriksa kerapian barisan upacara.

Pelaksanaan Upacara:


1.    Pratama menjemput Pembina Upacara (sekaligus laporan bahwa upacara pembukaan latihan siap dilaksanakan)

2.    Pembina Upacara dan Pembantu Pembina mengambil tempat di belakang tiang bendera

3.    Penghormatan kepada Pembina Upacara (Pembina Upacara melangkah satu kali) dipimpin oleh Pratama diikuti oleh seluruh peserta upacara.

4.    Pratama menyerahkan pasukan kepada Pembina Upacara dan kembali ke tempatnya (regunya)

5.    Pengibaran bendera Merah Putih, penghormatan dipimpin oleh Pembina Upacara diikuti seluruh peserta upacara.

6.    Pembacaan teks Pancasila oleh Pembina Upacara diikuti seluruh peserta upacara.

7.    Pembacaan teks Dasa Darma oleh petugas pembaca Dasa Darma.

8.    Amanat / kata bimbingan dari Pembina Upacara (Pembina istrahat di tempat diikuti seluruh peserta upacara)

9.    Doa dipimpin oleh Pembina Upacara.

10.Pembina Upacara menyerahkan pasukan kepada Pratama.

11.Penghormatan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pratama diikuti seluruh peserta upacara.

12.Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara, Pratama mengambil alih/membubarkan pasukan.

13.Upacara Selesai dan dilanjutkan dengan kegiatan latihan.


UPACARA PENUTUPAN LATIHAN PRAMUKA PENGGALANG

Perlengkapan:

1.    Bendera Merah Putih,

2.    Tiang bendera (tongkat yang disambung).


Petugas:

1.    Penurun Bendera 3 orang

2.    Pratama/ Pemimpin Upacara

3.    Pembina Upacara


Persiapan:

1.    Tiap pemimpin regu mengumpulkan anggotanya dalam barisan bersaf sambil memeriksa kebersihan, kerapian, absensi, dan sebagainya (untuk regu yang bertugas: membagi tugas sebagai petugas upacara, mempersiapkan perlengkapan upacara).

2.    Pratama memanggil seluruh pasukan dengan membuat barisan angkare.

3.    Pratama memeriksa kerapian barisan upacara.


Pelaksanaan Upacara:

1.    Pratama menjemput Pembina Upacara (sekaligus laporan bahwa upacara penutupan latihan siap dilaksanakan)

2.    Pembina Upacara dan Pembantu Pembina mengambil tempat di belakang tiang bendera

3.    Penghormatan kepada Pembina Upacara (Pembina Upacara melangkah satu kali) dipimpin oleh Pratama diikuti oleh seluruh peserta upacara.

4.    Pratama menyerahkan pasukan kepada Pembina Upacara dan kembali ke tempatnya (regunya)

5.    Penurunan bendera Merah Putih, (petugas penurunan bendera terlebih dahulu hormat sebelum membuka ikatan bendera pada tiang) penghormatan dipimpin oleh Pembina Upacara diikuti seluruh peserta upacara.

6.    Amanat / kata bimbingan dari Pembina Upacara (Pembina istrahat di tempat diikuti seluruh peserta upacara).

7.    Doa dipimpin oleh Pembina Upacara.

8.    Pembina menyerahkan pasukan kepada Pratama.

9.    Penghormatan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pratama diikuti seluruh peserta upacara.

10.Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara, Pratama mengambil alih/ membubarkan pasukan.

11.Upacara Selesai.



BENTUK BARISAN UPACARA PRAMUKA PENGGALANG

Catatan:
Posisi Pratama/ Pemimpin Upacara selalu berada di samping kanan barisan regunya.
Jika Pratama/ Pemimpin Upacara berada di tengah barisan upacara maka posisinya digantikan oleh Wakil Pimpinan Ragunya.

LATIHAN KETANGKASAN BARIS BERBARIS DALAM KEPRAMUKAAN

 Dosen pengampu: 

Drs. Faizal chan. S.Pd., M.Si

Alirmansyah, S.Pd., M.Pd

Andari Fitria_A1D118067_R002_Semester6👇

LKBB PRAMUKA



A. PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yaknI baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI.

1. Pengertian

Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

2. Maksud dan tujuan

1. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggungjawab.

2. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.

3. Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.

4. Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.

5. Yang dimaksud rasa tanggungjawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.

Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.

Macam aba-aba

Ada tiga macam aba-aba yaitu :

1) Aba-aba petunjuk

2) Aba-aba peringatan

3) Aba-aba pelaksanaan

a. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.

Contoh:

a) Kepada Pemimpin Upacara-Hormat – GERAK

b) Untuk amanat-istirahat di tempat – GERAK

 

b. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.

Contoh:

a) Lencang kanan – GERAK

(bukan lancang kanan)

b) Istirahat di tempat – GERAK (bukan ditempat istirahat)

 

c. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:

a) GERAK

b) JALAN

c) MULAI

a). GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.

Contoh:

-jalan ditempat -GERAK

-siap -GERAK

-hadap kanan -GERAK

-lencang kanan –GERAK

 

b). JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.

Contoh:

-haluan kanan/kiri – JALAN

-dua langkah ke depan -JALAN

-satu langkah ke belakang – JALAN

Catatan :

Apabila gerakan itu meninggalkan tempat tidak dibatasi jaraknya maka  aba aba harus didahulukan dengan aba aba peringatan “maju”

Contoh:

-maju – JALAN

-haluan kanan/kiri – JALAN

-hadap kanan/kiri maju – JALAN

-melintang kanan/kiri maju -J ALAN

 

Tentang istilah: “maju”

 Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti.·

 Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.·

Misalnya:

 Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju – JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.·

 Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.·

 Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.

 

Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.

Tentang aba-aba : “henti”

Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.

Contoh:

Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.

 

c). MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.

Contoh:

-hitung -MULAI

-tiga bersaf kumpul –MULAI

 

Cara memberi aba-aba

a)      Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.

 

b) Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.

 

Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK

Pelaksanaanya :

Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.

Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna.

 

c) Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.

Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.

 

d) Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.

 

e) Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.

 

f) Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.

 

g) Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.

 

h) Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG !

Contoh:

- Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK

Macam-Macam 12 Gerakan Dasar PBB

1.Sikap Sempurna

2.Istirahat di tempat

3.Lencang depan

4.Lencang kanan

5.hadap kiri

6.hadap kanan

7.balik kanan

8.hadap serong kiri

9.hadap serong kanan

10.berhitung

11.hormat

12.jalan di tempat

 

Anggota Gerakan Pramuka Adalah Warga Negara Indonesia Yang Terdiri Atas Anggota Biasa Dan Anggota Kehormatan Anggota Gerakan Pramuka Disebut Dengan Pramuka

Anggota Biasa

Anggota biasa terdiri atas anggota muda dan anggota dewasa.

Dulu masih digunakan istilah anggota dewasa muda untuk golongan pandega, setelah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka diperbarui istilah ini tidak dikenakan lagi.

Anggota muda

Anggota muda terdiri atas:

·                     Siaga

Yaitu Anggota Gerakan Pramuka yang berusia 7 sampai dengan 10 tahun. Biasa disingkat dengan huruf S atau dilambangkan dengan kode warna hijau. Siaga umumnya adalah kelas 2 sampai dengan kelas 5 Sekolah Dasar.

·                     Penggalang

Yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara 11 sampai dengan 15 tahun. Biasa disingkat dengan huruf G atau dilambangkan dengan kode warna merahPenggalang umumnya adalah siswa kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar atau siswa Sekolah Menengah Pertama.

·                     Penegak

Yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara 16 sampai dengan 20 tahun. Biasa disingkat dengan huruf T atau dilambangkan dengan kode warna kuning. Penegak umumnya adalah siswa Sekolah Menengah Atas.

Anggota dewasa

Anggota dewasa terdiri atas:

·                     Pembina Pramuka

·                     Pelatih Pembina Pramuka

·                     Pembina Profesional

·                     Pamong Saka dan Instruktur Saka

·                     Pimpinan Saka

·                     Andalan

·                     Anggota Majlis Pembimbing

 Anggota Luar Biasa

Anggota luar biasa adalah warga negara asing yang menetap sementara waktu di Indonesia yang bergabung dan aktif dalam [[kegiatan kepramukaan yang di ikutinya slama ini

Anggota Kehormatan

Anggota kehormatan adalah perorangan yang berjasa luar biasa terhadap Gerakan Pramuka dan kepramukaan. Calon anggota kehormatan dapat diusulkan oleh kwartir ke Kwartir Nasional, lengkap dengan alasan pengusulan tersebut. Anggota Kehormatan diangkat dan dilantik oleh Kwartir Nasional.